Belajar untuk menunggu sebelum gilirannya tiba,
merupakan unsur penting dalam melatih kesabaran.
Berikut sejumlah strategi untuk membangun kemampuan
tersebut.
1. Jadi contoh
Jangan lupa, anak selalu belajar dari Anda!
Jadi berhati-hatilah terhadap kata-kata, ucapan,
juga bahasa tubuh yang Anda gunakan ketika harus
menunggu sesuatu. Sebagai ganti memperlihatkan
kekesalan, mengumpat, ngomel ketika menghadapi
kemacetan lalu lintas, cobalah bersikap santai.
Dengan mengganti saluran radio, atau menukar CD
misalnya. Kalau Anda bersikap tak sabaran,
semisal membunyikan klakson atau memperlihatkan
keresahan, anak akan meniru Anda.
2. Refleksi pendengaran
Anak-anak tidak membutuhkan kata-kata untuk
mengeluarkan apa yang dirasakannya. Meski begitu,
Anda dapat membantunya mengeluarkan emosinya.
Misalnya, pada waktu hars mengantre di kasir untuk
membayar dan antrannya panjang. Katakan padanya,
"Ibu tahu, rasanya berat sekali untuk menunggu,
memakan waktu lama. Tapi kamu hebat bisa mengerjakan
sesuatu yang penting, yaitu menunggu."
Jika Anda memujinya sebagai anak yang kuat dan hebat,
maka dengan sendirinya dia akan mencoba yang lebih
kuat lagi.
3. Rasional
Meminta anak balita untuk menunggu waktu makan
selama 1 jam, tentu saja terlalu lama dan melewati
batas kemampuan anak. Jika Anda menunggu pesanan
makan di restoran, mintalah pada pelayan untuk
menyediakan roti atau biskuit begitu Anda duduk dan
mengorder makanan. Sambil menunggu makanan datang
berilah anak buku atau mainan agar dia tetap
disibukkan oleh sesuatu.
4. Kembangkan kiat
Bantu anak untuk mengembangkan strategi menunggu.
Jika harus menunggu, terangkan padanya apa yang harus
dilakukan untuk menghabiskan waktu.
Misalnya, "Apa ya, yang sebaiknya kita lakukan selama
menunggu? Nyanyi sama-sama atau baca buku?"
Dengan menyodorkan berbagai pilihan,
anak akan terbiasa untuk mencari kegiatan di saat
ia harus menunggu sesuatu.
5. Gunakan Timer
Pakailah timer untuk menolong anak membayangkan
konsep menunggu. Jika anak merengek meminta sesuatu,
misalnya minta dibacakan sebuah cerita, tetapi
Anda sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang harus
diselesaikan, ambil alat perebus telur yang
menggunakan timer. Atur waktu untuk 5 menit dan
katakan padanya "Perhatikan alat ini, kalau alatnya
berbunyi, ibu akan berhenti bekerja dan membacakan
cerita untukmu."
6. Sejak balita
Salah satu hal yang sangat berharga, nyata, dan
sebaiknya diterapkan sebelum anak masuk ke kelompok
bermain adalah belajar menunggu dan menguasai
dirinya. Dua dasar ini sangat penting untuk
sekolahnya kelak. Jika anak tidak belajar
keterampilan ini, saat masuk sekolah, sifat
ketidaksabarannya dapat mengakibatkan tanggapan
negatif dari guru dan teman-temannya yang akan
menyulitkan dirinya kelak. (Nova)
merupakan unsur penting dalam melatih kesabaran.
Berikut sejumlah strategi untuk membangun kemampuan
tersebut.
1. Jadi contoh
Jangan lupa, anak selalu belajar dari Anda!
Jadi berhati-hatilah terhadap kata-kata, ucapan,
juga bahasa tubuh yang Anda gunakan ketika harus
menunggu sesuatu. Sebagai ganti memperlihatkan
kekesalan, mengumpat, ngomel ketika menghadapi
kemacetan lalu lintas, cobalah bersikap santai.
Dengan mengganti saluran radio, atau menukar CD
misalnya. Kalau Anda bersikap tak sabaran,
semisal membunyikan klakson atau memperlihatkan
keresahan, anak akan meniru Anda.
2. Refleksi pendengaran
Anak-anak tidak membutuhkan kata-kata untuk
mengeluarkan apa yang dirasakannya. Meski begitu,
Anda dapat membantunya mengeluarkan emosinya.
Misalnya, pada waktu hars mengantre di kasir untuk
membayar dan antrannya panjang. Katakan padanya,
"Ibu tahu, rasanya berat sekali untuk menunggu,
memakan waktu lama. Tapi kamu hebat bisa mengerjakan
sesuatu yang penting, yaitu menunggu."
Jika Anda memujinya sebagai anak yang kuat dan hebat,
maka dengan sendirinya dia akan mencoba yang lebih
kuat lagi.
3. Rasional
Meminta anak balita untuk menunggu waktu makan
selama 1 jam, tentu saja terlalu lama dan melewati
batas kemampuan anak. Jika Anda menunggu pesanan
makan di restoran, mintalah pada pelayan untuk
menyediakan roti atau biskuit begitu Anda duduk dan
mengorder makanan. Sambil menunggu makanan datang
berilah anak buku atau mainan agar dia tetap
disibukkan oleh sesuatu.
4. Kembangkan kiat
Bantu anak untuk mengembangkan strategi menunggu.
Jika harus menunggu, terangkan padanya apa yang harus
dilakukan untuk menghabiskan waktu.
Misalnya, "Apa ya, yang sebaiknya kita lakukan selama
menunggu? Nyanyi sama-sama atau baca buku?"
Dengan menyodorkan berbagai pilihan,
anak akan terbiasa untuk mencari kegiatan di saat
ia harus menunggu sesuatu.
5. Gunakan Timer
Pakailah timer untuk menolong anak membayangkan
konsep menunggu. Jika anak merengek meminta sesuatu,
misalnya minta dibacakan sebuah cerita, tetapi
Anda sedang sibuk mengerjakan sesuatu yang harus
diselesaikan, ambil alat perebus telur yang
menggunakan timer. Atur waktu untuk 5 menit dan
katakan padanya "Perhatikan alat ini, kalau alatnya
berbunyi, ibu akan berhenti bekerja dan membacakan
cerita untukmu."
6. Sejak balita
Salah satu hal yang sangat berharga, nyata, dan
sebaiknya diterapkan sebelum anak masuk ke kelompok
bermain adalah belajar menunggu dan menguasai
dirinya. Dua dasar ini sangat penting untuk
sekolahnya kelak. Jika anak tidak belajar
keterampilan ini, saat masuk sekolah, sifat
ketidaksabarannya dapat mengakibatkan tanggapan
negatif dari guru dan teman-temannya yang akan
menyulitkan dirinya kelak. (Nova)
Komentar
Posting Komentar